Di bulan April majalah travel ternama ‘Condé nast Traveller’ menerbitkan artikel indah tentang Pulau tercinta kita, Sumba. Maringi Sumba adalah salah satu dari 4 hotel wajib menginap. Dengan Nihi, Alamyah, dan Cap Karoso kita pasti berteman baik. Sejujurnya, hotel mana pun yang ada di daftar itu bisa menjadi hotel terbaik di Sumba. Untuk artikel lengkap tentang pariwisata yang bertanggung jawab di Sumba, kami harus mengarahkan Anda ke Condé Nast Traveler, tetapi dengan senang hati kami akan berbagi wawancara dengan pendiri kami.
Inge De Lathauwer kelahiran Belgia, seorang pekerja amal seumur hidup, memulai Sumba Hospitality Foundation pada tahun 2016. Sekolah perhotelannya yang berfokus pada keberlanjutan adalah tuan rumah dari hotel, spa dan restoran Maringi Sumba, restoran Makan Dulu, dan pertanian organik.
“Ketika saya pertama kali datang ke Sumba pada 2013, orang belum terbiasa melihat turis. Mereka akan tertarik, dan terkadang terlihat sedikit marah - tetapi ketika saya tersenyum, saya akan membalasnya dengan senyum lebar. Tidak ada yang datang, yang sebagian mengapa begitu murni dan berhasil mempertahankan budaya animismenya. Orang-orang miskin dan tidak berpendidikan, dan tampaknya tak terhindarkan bahwa tempat yang indah ini akan berkembang. Saya ingin memberdayakan masyarakat, dan khawatir tentang seperti apa perkembangan itu – terutama setelah melihat apa yang terjadi di beberapa bagian Bali.”
“Awalnya saya datang dengan ide untuk membangun resor ramah lingkungan, tetapi setelah menghabiskan lebih banyak waktu di sini, saya memutuskan untuk memulai sekolah perhotelan, yang juga akan menunjukkan bagaimana seharusnya pembangunan berkelanjutan, dari air daur ulang dan panel surya hingga bangunan dengan bambu . Itu sulit, karena orang mengira saya memiliki agenda tersembunyi, jadi sangat penting ketika Dempta bergabung dengan saya: sebagai penduduk lokal, dia tahu bagaimana melibatkan para pemimpin suku, pendeta Merapu, dan calon siswa.
“Lebih dari 800 anak berusia 17 hingga 23 tahun dari latar belakang kurang mampu kini melamar untuk 60 tempat. Sebagian besar tiba tanpa berbicara bahasa Inggris, dan kami harus mengajari mereka bukan hanya bahasa tetapi cara berpikir yang benar-benar baru tentang diri mereka sendiri. Banyak yang telah bekerja di beberapa merek hotel terbaik dunia: tidak hanya Nihi di Sumba, tetapi juga Belmond, The Ritz-Carlton, dan Aman. Kami juga melatih mereka untuk menjadi pemandu yang baik. Pergi ke Bali atau Maladewa membantu mereka terhubung dengan budaya mereka sendiri, dan menurut saya kami telah membantu mengajari mereka untuk bermimpi”
Menginaplah di Maringi Sumba, tempat impian dibuat
Kami bangga dengan sejarah kami dan bangga menjadi lebih dari sekadar resor lainnya. Terima kasih Inge untuk membagikan cerita Anda dan terima kasih Condé Nast Traveler telah membagikannya kepada dunia! Maringi Sumba, hotel terbaik di Sumba?… mimpi yang luar biasa!
Saat tinggal di Maringi Sumba, Anda menjadi bagian dari impian 80 mahasiswa. Di sini anak-anak muda paling termotivasi yang pernah Anda temui sedang dilatih untuk memberi Anda pengalaman menginap yang tak terlupakan. Mungkin belum sempurna, tapi akan membuat pengalaman Anda dan keluarga menjadi lebih baik. Kami merasa terhormat untuk berbagi proyek harapan dan impian ini dengan siapa pun yang memilih untuk mengunjungi Sumba. Atas nama 80 siswa kami: Sampai jumpa di resor kecil kami dengan hati yang besar.
